Friday 19 May 2017

Sinopsis Dorama Mare Episode 1

May 19, 2017 1 Comments
Narasi ayah Mare, “Mare, dalam kanji berarti langka, berharap akan sesuatu. Yang artinya mimpi. Memiliki mimpi besar dalam hidup. Mare.”


10 Agustus 1983.

Prolog
Disebuah keluarga yang kekurangan di Jepang, lahir seorang anak perempuan, bernama Mare. Ayah Mare bernama Tsumura Toru, dan ibunya bernama Tsumura Aiko.

“Mare, Bermimpilah yang tinggi,” Ucap Ayah


                                Ayah dan Ibu Mare                                               Tsumura Mare


Musim Semi, Tokyo Tahun 1994
 Tsumura Mare sudah berusia 10 tahun, Saat disekolah mereka disuruh membacakan mimpi mereka.
“Aku benci mimpi,” Kata Mare
“Mimpi hanya membawa ketidakbahagiaan untuk keluarga. Orang tanpa mimpi akan mantap, tekun dan tentram. Aku akan jadi PNS. Hidup adalah untuk maju kedepan, pasti dan mantap.” Sambung Mare.


Disemenanjung Noto, Mare dan keluarganya sedang kesusahan karena bus yang mereka tumpangi mogok ditengah jalan. Ayah menyuruh Ibu menelepon taksi tapi mereka tidak punya uang lebih.
“Baik, kita jalan kaki!”, kata Mare sambil membawa barang-barang yang bisa diangkatnya dan pergi jalan duluan.
“Huhh ?? Jalan kaki. Bagaimana bisa jalan kaki dengan barang sebanyak ini ?,” Tanya Ayah kebingungan
Ibu dan Adik, Tsumaru Ittetsu ikut membawa barang-barang mereka dan ikut Mare berjalan kaki.
Ayah yang baru sebentar jalan sudah kecapekkan. Lalu Mare menyemangati Ayah.
“Ayah, ayo. Jika kita berjalan dengan mantap, selangkah demi selangkah kita pasti sampai!. Ayok Ayah,” Ajak Mare.


Tiba-tiba ada mobil lewat, Mare langsung bergerak ketengah jalan meminta tumpangan.
“Kau mau kemana ?,” Tanya siwanita tua dalam mobil.
“Desa Sotora,” Jawab Mare.
“Kami baru pindah dari Tokyo tapi bus kami mogok.,” Sambung Ibu
“Naik,” Kata siwanita tua
  Tapi ketika siwanita tua menyalakan mobil, tiba-tiba saja mobilnya juga mogok.
“Kami akan bantu dorong,’ Kata Mare
Dan akhirnya keluarga Tsumaru mendorong mobil dan berhasil, tapi siwanita tua malah meninggalkan mereka. Mereka akhirnya kembali keniat awal, dengan berjalan kaki.



Mereka akhirnya sampai di Desa Sotora dan langsung bergegas kekantor desa. Tapi alangkah terkejutnya Mare dan keluarganya kalau tidak ada lagi rumah yang kosong.
“Rencana meminjamkan kalian rumah Keluarga Takada tapi kemarin dia ditelepon anaknya diOsaka bilang akan menikah.”. Kata Kepala Desa Kontani Hiroyuki
“Kemudian Wanita tua itu datang dan bilang kepada anaknya untuk kembali dengan istrinya dan tinggal dirumah itu”, sambung warga yang bernama Kuramoto Kouichi.
Tapi Ayah Mare tidak terima,” Karena kau bertanggung jawab untuk ini, lakukanlah sesuatu!”
“Apa ada rumah kosong disekitar sini ? ,” Tanya Ibu Mare tenang


“Meski ada rumah kosong, tidak ada yang mau menyewakannya pada orang yang tidak jelas”, jawab Kontani Hiroyuki
“Tidak Jelas!”
“Kalian tidak punya kerabat atau pun kenalan. Orang yang tiba-tiba kemari dimana kita tidak tahu asal-usulnya. Bisa saja criminal atau penjahat atau…..”Kata Kontani Hiroyuki
“PENJAHAT !”, teriak Ayah Mare
Seluruh warga yang ada dikantor desa jadi heboh. Tiba-tiba wanita tua yang menawarkan mereka mobil dijalan tadi datang, namanya Okesaku Fumi.


“Oya, Fumi-san, kau dulu menjalankan minshuku, bukan ? Tanya warga (Minshuku yaitu Rumah pribadi yang menyediakan kamar untuk wisatawan).
Mendengarnya, Mare langsung bersemangat.
“Kumohon! Kami akan dalam masalah kalau tidak punya tempat tinggal. Kami tidak bisa kembali ke Tokyo dan kami juga tidak bisa pergi ketempat lain karena bangkrut. Aku ingin keluargaku memulai kembali di sini, pasti dan mantap! Ini tempat terakhir kami. Ku mohon sewakan kami kamar. Kumohon!,” pinta Mare
Akhirnya Okesaku Fumi memberikan mereka kamar.
“Aku hanya bisa memberi kalian tempat tinggal untuk 2 atau 3 hari. Pastikan kalian membayar uang sewa.” Kata Okesaku Fumi
“Terima kasih Tuhan. Semua berkat Mare. Terima kasih” Kata Ibu kepada Mare
“Ayo masuk”

“Ayah, Ibu, Ittetsu. Mari berjuang ! Kita pasti mulai lagi di sini, iyakan ?” Kata Mare
Ibu terharu mendengarnya, “ Mare, kau sangat dewasa. Itu menenangkan. Tapi ibu dan ayahmu akan memikirkan masa depan kita, jadi kau tidak usah khawatir. Ibu akan cek prosedur sekolah untuk kalian berdua.”

“Kita hanya perlu bertahan sementara disini, bukan? Karena aku akan membuat namaku kembali ke Tokyo” Kata Ayah
“Ayah. Duduk disini sebentar” pinta Mare
“Kenapa?”
“Tidak ada, duduk saja disini. Lihatlah, satu tambah satu sama dengan dua. Hanya orang spesial yang bisa membuatnya jadi 100. Bagi orang biasa seperti kita, Bekerja dengan pasti dan mantap adalah yang terbaik.” Kata Mare sambil menasehati seperti orang dewasa.


Jangan khawatir kata ayah, karena Ayah yang biasa ini hanya sementara. Mare menjitak ayah pelan.
“Menurut ayah salah siapa kita seperti ini? Ayah, karena semua yang ayah lihat hanya mimpi besarkan? Ayah hanya mengambil pekerjaan ringan hingga akhirnya kita harus lari dari utang. Harus pasti dan mantap” nasihat Mare
Mare pergi menghirup udara segar ke tepi pantai. Lalu dilihanya mobil Fumi-san dan mengejarnya.
“Anda mau kemana? Kerja? Aku akan membantumu” teriak Mare sambil mengejar.


Sesampainya diladang garam, Mare melihat seorang kakek sedang mengambil air dari tepi pantai dan melihat apa yang dikerjakan kakek tersebut. Ini……
“Ladang garam. Tempat kau membuat garam” sambung Fumi-san
Ladang garam...., kata Mare. Keren !
Kakek tersebut adalah suami Fumi-san, Okesaku Ganji.


Okesaku Ganji

Prolog

“Fumi dan Ganji. Bertemu dengan pasangan ini akan membawa perubahan besar dalam takdir Mare. Semuanya, ikuti dan saksikan seorang gadis yang membenci mimpi menjalani petualangan hidup untuk menemukan mimpinya.